“Pengolahan energi biomasa ini di Riau sangat potensial terkait ketersediaan limbah cair dan padat sawit mencapai seratusan ton lebih yang bisa memproduksi 205 MW energi listrik,” kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Zulher seperti dilansir investor.co.id.
Ia mengatakan itu berdasarkan hasil kunjungannya ke Amerika Serikat baru-baru ini, yang di undang mengikuti Workshop Clobal Clean Energi Development atau lokakarya tentang energi terbarukan yakni biogas dengan menggunakan limbah sawit padat dan cair.
Menurut dia, pengembangan energi biomasa jika terlaksana dengan baik otomatis Provinsi Riau tentunya bisa menjadi daerah yang paling besar menekan CO2.
Pengurangan CO2 tersebut dapat direalisasikan jika jika terolahnya limbah padat sawit yang dapat memproduksi sebesar 15,7 MW energi listrik dan dari limbat cair sebanyak 190 MW energi listrik.
“Jika potensi tersebut bisa dikembangkan dari terhimpunnya 205 MW energi listrik dengan baik maka otomatis Riau selain menekan CO2 sekaligus dapat mengatasi kelangkaan listrik di Riau,” katanya yang diyakini produksi energi listrik sebesar itu akan mampu menyumbang energi listrik bagi provinsi tetangga.
Atas pengembangan rencana kerjasama tersebut Riau telah menggencarkan sosialisasi sejak Mei 2012 ke masyarakat dan pelaku usaha apalagi usaha ini akan dikembangkan AS dalam bantuan tekhnologi dan finansial.
Untuk bantuan finansial, katanya, belum ada kejelasan kongkrit apakah dalam bentuk hibah atau pinjaman lunak.
Sementara itu pengolahan limbah sawit padat dan cair sudah dikembangkan PT PN V dan PT Musimas masing-masing telah memproduksi energi listrik sebesar 1 MW berbentuk hydromini yang hanya memenuhi kebutuhan perusahaan mereka dan sebagian masyarakat.